30.10.09

this is just the reason why are we need a spirit to life


Gue abis nonton film my sisster’s keeper. Bercerita tentang seorang gadis yang di vonis menderita kanker, ya kanker yang (gue tahu) belum ada obat nya. Leukemia. I don’t know, siapa yang kasih nama itu. It sounds scared! Really scared! Penyakit yang menyerang system kerja ginjal kamu. Dan gejalanya (yang gue tahu juga, search aja di google dan tau) rambut lama lama rontok, dan itu semua tanpa terkecuali. Di situ, ya di cerita bercerita tentang sebuah keluarga yang putuh asa anak nya yang dari kecil tervonis seperti itu. Akhirnya sepasang suami istri itu memutuskan menambahkan anak lagi, yang di beri julukan donor child. Do you know that? Dia bernama Anna dan gadis yang sakit ini bernama Kate. That’s a good names. Anna dan Kate dibesarkan dan mereka bermain bersama tak menutupi kemungkinan Anna (mungkin) akan melakukan hal yang sangat tega..

Singkat cerita

Anna lelah menjadi donor badan untuk Kate, dia membayar pengacara. What the fuck! Bedanya anak Jakarta ama anak luar negri gini, mereka berani membela hak mereka dengan membayar pengacara. Sedangkan kita? Dengan cara ngamuk, ngambek, or kabur jika hak kita di cabut.

Anna mengajukan permintaan atas pembelaan organ tubuhnya, kalo ga salah Anna itu adalah bayi tabung. Dan pengacara tersebut mengiyakan untuk membela hak tersebut.

Kehidupan Kate di bilang nomal sama kayak kita. Belanja, bermain, make up, dan pacaran. Kate mendapatkan pacar (sangat ganteng) bernama Taylor di rumah sakit, artinya Taylor juga mengidap penyakit yang sama. Mereka menjalin hubungan yang romantic dan akhirnya Taylor duluan yang meninggalkan Kate begitu saja.

Keadaan Kate semakin memburuk, ditambah masalah Anna dengan ibunya atas perdebatan atas hak pemilikan organ tubuh Anna. Anna tidak mau menjadi pendono setia kepada kakaknya karena ia juga ingin hidup. Dan semua orang mempunyai hak untuk hidup (belajar PKN kan?!)

Kate tidak kecewa akan keputusan Anna, dia menyayangi ade kecil nya ini dengan tulus. Kate hanya merasa lebih tidak bernilai atas penyakit yang di limpahkan kepadanya.

Skip

Akhirnya Kate meninggalkan smuanya. Gue lebih lega melihat ini, kalo gue jadi Kate gue bakal seneng mati bedoa ke pada Tuhan meminta pengampunan dan mati. Buat apa gue hidup dengan rasa sakit yang gue alami sejak kecil. Menyakitkan bukan?

Yang gue pelajari disini, dimana gadis yang bernama Kate ini berusaha menjadi diri nya sendiri padahal di dalam hati kecilnya ia begitu lemah. Leukemia adalah penyebabnya, pemvonisan tersebut yang ia cap dari sejak kecil menjadi alasannya.

Nah, gue jadi sedikit ada semangat hidup hehe iya dong gadis penderita itu saja asik saja dengan kehidupannya pacaran prom night bermain. Kenapa gue yang (puji Tuhan) ga mendapatkan penyakit yang sangat mengerikan itu. Gue lebih menghargai hidup gue yang serba ada ini :)

ini ada sedikit penjelasan tentang film itu:

My Sister's Keeper sendiri merupakan adaptasi dari novel laris karya Jodi Picoult. Beberapa jam setelah Anna lahir, ia sudah menyumbangkan sel darah tali pusat untuk kakaknya, Kate. Setelah itu Anna menjalani puluhan operasi, transfusi darah, dan suntikan agar Kate bisa melawan leukemia yang sudah dideritanya sejak kanak-kanak. Memang, untuk tujuan menyelamatkan hidup Kate-lah, Anna dilahirkan. Dan saat ini, ibunya meminta Anna menyumbangkan ginjalnya untuk Kate yang nyaris sekarat.
Menginjak usia remaja, Anna kini mulai berani mempertanyakan tujuan hidupnya. Sampai kapan dia harus terus menjadi penyuplai kebutuhan kakaknya? Hingga akhirnya dia mengambil keputusan untuk menggugat orangtuanya agar memperoleh hak atas tubuhnya sendiri. Keputusan yang membuat keluarganya terpecah dan mungkin berakibat fatal untuk kakak yang teramat disayanginya.



Tidak ada komentar:

am i ?

Foto saya
anything about me its like a rainy so much